Sejarah Perkembangan Sosiologi Lengkap

Pada Abad 19 

Sebagai ilmu pengetahuan sosial dan empiris, sosiologi berusia lebih muda dari ilmu sosial lainnya, tokoh intelektual Prancis Auguste Comte dalam bukunya "Course de Philosophie Positive"(1838) mencetuskan istilah sosiologi yang saat itu memiliki konotasi fisika sosial.

Hukum tiga tahap yang dikatakan Auguste Comte menegaskan bahwa sosiologi adalah ilmu yang berada pada tahap positif, maksudnya adalah sosiologi bersifat rasional, empiris dan bisa diteliti.

Berada pada tahap positif artinya meninggalkan unsur teologis dan metafisis, dan metodologinya mengikuti hukum-hukum dalam ilmu alam sehingga disebut fisika sosial.

Pada tahun 1876, Herbert Spencer seorang intelektual inggris menulis buku pertama yang memasukkan kata sosiologi dijudulnya "Principle Of Sociology". Spencer menerapkan hukum evolusi biologi pada sosiologi, dan mengenalkan teori besar tentang evolusi sosial yang diterima secara luas beberapa tahun kemudian.

Pada tahun 1883, Lester F.Ward seorang intelektual Amerika menulis buku dengan judul "Dynamic Sociology", buku ini dianggap sebagai buku pertama tentang desain tindakan sosial yang harus dilakukan masyarakat untuk menuju kemajuan.

Pada tahun 1895, Emile Durkheim dalam bukunya "The Rules Of Sociological Method" menjelaskan secara detail metodologi ilmiah sosiologi.Sosiologi berkembang pesat pada abad 19, perkembangan ini dipengaruhi revolusi politik dan revolusi industri yang secara drastis mengubah tatanan kehidupan sosial.

Para kaum intelektual ingin mengetahui perubahan sosial masyarakat saat itu sehingga menjadi poin penting dalam perkembangan sosiologi. Salah satunya ialah Karl Marx seorang intelektual Inggris. Teorinya tentang perjuangan kelas mempengaruhi teori perkembangan sosiologi bahkan sampai saat ini.

Teori teori Marx melahirkan aliran Marxisme dalam sosiologi yang mempengaruhi perubahan sosial. Perubahan sosial tersebut menjadi faktor utama kelahiran sosiologi sebagai ilmu pengetahuan modern.

Pada Abad 20

Pada abad 20, terjadi migrasi tradisi ilmiah sosiologi dari Eropa Barat ke Amerika Serikat, sehingga sosiologi berkembang pesat di Amerika Serikat.

Saat itu industrialisasi dan urbanisasi terjadi secara besar-besaran di Amerika Serikat, akibatnya terjadi perubahan sosial dalam ekskalasi yang besar.Perbedaan masyarakat desa dan kota sangat mencolok, kondisi ini memancing kaum intelektual Amerika untuk mengkaji gejala-gejala sosial yang timbul akibat perubahan sosial.

Sejarah perkembangan sosiologi di Amerika Serikat pada periode sebelum Perang Dunia pertama sampai dengan kisaran 1930-an didominasi oleh aliran Chicago School dengan tokoh utamanya Albion W.Small.

Pada fase berikutnya, perkembangan Chicago School melahirkan tokoh besar yaitu Pitrim Sorokin yang banyak berkontribusi memperluas aspek metodologi sosiologi. Migrasi ilmiah yang terjadi pada masa ini tidak membuat perkembangan sosiologi di Eropa Barat berhenti.

Max Weber mengkritik metode ilmiah sosiologi yang muncul pada abad 19, Weber berpendapat metode ilmu alam tidak relevan jika diterapkan pada ilmu sosial, ilmu sosial menjadikan manusia sebagai subjeknya sehingga terkandung unsur subjektivitas dalam ilmu sosial.

Max Weber mengusulkan, sosiologi seharusnya meneliti tindakan-tindakan sosial yang bersifat subjektif.

Pada tahun 1937, Talcott Parsons menerbitkan buku dengan judul "The Structure Of Social Action" yang secara signifikan berpengaruh pada perkembangan teori sosiologi. Tokoh Talcott Parsons ini banyak dipengaruhi oleh Emile Durkheim dan Max Weber, namun tidak pada Karl Marx. Sehingga teori Marxisme tereksekusi dari legitimasi ilmiah sosiologi Amerika.

Parsons mengelaborasikan teori fungsionalisme struktural dalam menganalisis sistem sosial. Sosiologi yang berkembang di Amerika pada periode Parsonian adalah Sosiologi Makro. Pada abad 20 inilah terjadi perdebatan mengenai objektivitas-subjektivitas, agensi-struktur, dan makro-mikro dalam sosiologi.

Sosiologi Positivistik yang dicetuskan oleh Auguste Comte mulai ditinggalkan, salah satu aliran pemikiran yang paling keras mengkritik sosiologi comte adalah The Frankfurt School, yang terdiri dari intelektual kritis Jerman. 

Kritiknya adalah Sosiologi Positivistik (Auguste Comte) tidak berkontribusi apa-apa pada sejarah manusia karena mengabaikan aspek transformatif dan emansipatoris yang seharusnya menjadi agenda sosiologi.

Pada Era Kontemporer

Memasuki abad 21, perkembangan sosiologi menuju variasi aliran pemikiran dan disiplin yang semakin banyak. George Ritzer telah memformulasikan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berparadigma multiple. Artinya, cara pandang sosiologi tidak tunggal sehingga sosiologi secara historis adalah ilmu pengetahuan yang luas cakupannya.

Abad millenium menandai sosiologi sebagai ilmu yang sangat cair dan luas, objek kajiannya tidak hanya sebatas pada perubahan struktur sosial dalam konteks industrialisasi, urbanisasi, perdesaan dan perkotaan, melainkan sampai pada aspek dinamika masyarakat yang bersifat kekinian, sehingga sosiologi pada abad 21 adalah sosiologi kontemporer.

Penanda bahwa semakin meluasnya ruang lingkup sosiologi dapat dilihat dari berkembang biaknya subdisiplin yang menjadi cabang sosiologi, beberapa diantaranya adalah Sosiologi Digital, Sosiologi Turisme, Sosiologi Pemuda, Sosiologi Kesehatan, Sosiologi Olahraga, Sosiologi Sastra, Sosiologi hukum, dan Sosiologi kontemporer lainnya.

Perkembangan sosiologi pada era kontemporer, cenderung menolak relevansi hukum-hukum alam pada ilmu sosial.

0 Response to "Sejarah Perkembangan Sosiologi Lengkap"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel